TASAWWUF ALI BIN ABI THALIB
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi
Tugas Mata kuliah Ahlak dan Tasawwuf
Dosen Pengampu :
Mohammad Yusuf
DISUSUN OLEH :
Miftahur
Rahman 14530052
JURUSAN
ILMU ALQURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS
USHULUDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah S.W.T, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah - Nya
sehingga kita masih diberi kesempatan
menimba ilmu sebanyak - banyaknya dan dapat terseleseikan makalah yang berjudul
Tasaawwuf Ali bin Abi Thalib ini.
Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi kita, Nabi Besar Muhammad S.A.W.
Berkat jasa – jasa beliau yang sangat besar, yang telah membawa kita dari alam
kegelapan, alam kebodohan, dan alam tak bermoral ke alam yang terang –
benderang ini dengan dibuktikan adanya jurusan kita, Ilmu Al Qur’an dan Tafsir.
Penyusun Makalah
ini mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Ahlak dan
Tasawwuf dan kepada pihak pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini, semoga Allah
membalas semua kebaikan kebaikan mereka.
Penyusunan Makalah ini penulis merasa bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan - kekurangan.
maka dari, itu kritik dan saran sangatlah diperlukan demi sempurnanya keilmuan
yang kita miliki, Akhirnya, Penyusun mengucapkan maaf yang sebesar –
besarnyarnya kepada pembaca apabila ada salah alam materi maupun dalam segi
penulisan.
Yogyakarta , 15 November 2014
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar - 1
Daftar
Isi - 2
Bab
I Pendahuluan
Latar Belakang - 3
Rumusan Masalah -
3
Tujuan - 3
Bab
II Pembahasan
1.
Keistimewaan
Ali Bin Abi Thalib -4
2.
Tasawwuf
Ali Bin Abi Thalib - 5
Bab III Penutup
Kesimpulan - 7
Saran - 7
Daftar Putaka - 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Berbeda dengan tiga tokoh al Khulafa’ Arrasydun -- Abu
Bakar, Umar, dan Usman, Ali bin abi Thalib punya kedudukan tersendiri dalam
sejarah kerohaniandalam sejaranh dan perkembangan Ilmu Tasawwuf. selain sifat
Ali yang berani, Kuat dan ada yang menyebutnya kekuatan yang di miliki oleh Ali
di atas rata rata pemuda pada saat itu dia mampu membanting kuda dan mengangkat
gerbang pintu yang besar seorang diri, kisah kisah tentang keberanian sudah
sangat kental dalam sejarah, karena keberaniaan dan kekuatan fisiknya yang luar
biasa ia dikenal dengan sebutan Asadullah , Singa Allah. Ali juga
dikenal dengan sahabat yang lemah lembut, kerendahan hatinya, ia tak pernah
merasa bahwa dirinya lebih tinggi dari orang lain, atau melakukan oenag sebagai
bawahannya.Ali mempunyai kehidupan sederhana, zuhud, dan kerohanian yang tinggi
hingga beliau termasuk orang yang berpengaruh dalam perkembangan tasawwuf.
2.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
Keistimewaan Ali Bin Abi Thalib ?
2.
Bagaimana
Tasawwuf Ali Bin Abi Thalib ?
3.
Tujuan
Mengetahui kehidupan dan dapat mempelajari serta dapat menyesuaikan
dalam kehidupan sehari – hari kerohanian
yang dimiliki oleh Ali Bin Abi thalib.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Keistimewaan
Ali Bin Abi Thalib
Ali Bin Abi thalib adalah pemimpin Umat Islam setelah Masa Usman
Bin Affan telah habis, keistimewaan Ali bin Abi thalib yaitu mempunyai dua
sebutan, Kaarramallahu Wajhah di belakang Namanya atau imam di depan
namanya. Sejak kecil Ali tidak pernah menyembah berhala atau sujud kepada
berhala. itu sebabnya, penyebutan namanya sering disertai dengan do’a Khas Buat
Ali (Karrammallahu Wajhah) yang berati “Semoga Allah memuliakannnya di
samping sebutan do’a yang biasa (Radhiallahu
‘Anhu) “Semoga Allah Senang “ Kepadanya,Semoga
Allah menerimanya” seperti sebutan yang biasa kepada sahabat – sahabat Nabi
yang lain. Tetapi, Sebautan Imam di depan namanya yang ditambahkan
kemudian adalah sebutan khusus untuk Ali bin Abi thalib, sebutan yang tidak
biasa kepada khulafa’ tauladan (Khulafaur rasyidin) yang lain. walaupun mereka
juga pantas dan berhak mendapat “Imam” lepas daari pengertian Imamah dalam
shalat atau Madhzab dan sebagainya, yang secara umum juga mempunyai pengertian
“pemimpian”.
Lebih dari pengertian itu, gelar imam itu sudah melekat
kepada alai, sehingga bila disebut “Al – Imam” saja sudah berarti Ali Bin Abi
Thalib. karena Ali mempunyai kerohanian yang tinggi tingkah lakunya rendah hati
, Murah hati, dan lapang dada Ali mampu menafsirkan Al – Qur’an dan sering
memberikan ceramah – ceramah Agama di masjid Agung, Masjid Nabawi.
Dari sahabat – sahabat nabi yang meninggalkan warisan berupa karya
tulis hanya Ali bin Abi Thalib, yakni Nahj al – balaghah, Munkin ini merupakan karya tulis tertua,
kendati penulisannya baru dikerjakan tiga atau empat abad kemudian sesudah
wafat. pekerjaan ini dilakukan oleh Asy – syarif Ar – Radi (Abu Hasan Muhammad
bin Alhusein (359-436 H./970 – 1015 M), yang juga seorang penyair terkemuka dan
diberi tajuk Nahj al – balaghah, jalan menuju kefasihan. kitab yang
mencerminkan Ahklak Ali bin Abi Thalib ini berupa kumpulan khutbah, surat –
surat dan kata mutiara. Akhlak Ali Bin Abi Thalib, selain dari bawaannya, murah
hati, lapang dada, tidak pendendam selalu memlihara silatur rahmi dan pemberi
maa. “ Beri maaflah orang yang pernah merugikan kamu dan bersalah padamu”, kata
Nabi suatu hari kepada Ali.
2.
Tasawwuf
Ali Bin Abi Thalib
Ali Bin Abi Thalib mempunyai sifat zuhud, yang mempunyai kerahanian
tinggi, menjauhi hal – hal dan segala kesenangan dan kemewahan duniawi, dia
adalah orang yang wara’, orang yang menjauhi segala macam dosa dan syubhat, ia
pun tak kurang subur dari sifat kerohanian yang ada pada dirinya. Pekerjaan dan
cita – cita yang besar menyebabkan dia tak peduli bahwa pakaian yang dipakainya
telah robek karena mumuk, kalau robek pun dijahitnya sendiri. Pernah seseorang
bertanya : “Mengapa sampai seperti ini, ya Amirul Mukminin?” Beliau menjawab: “
Untuk menghusukkan hati dan untuk menjadi teladan bagi orang yang beriman. hal
itu yang membuktikan bahwa seorang Ali Bin Abi Thalib mempunyai sifat Zuhud,
kerohanian yang tinggi.
Sufyan bin Uyaynah berkata bahwasannya Ali Bin abi Thalib adalah
yang sebesar besar sahabat dalam hidup zahid. Imam Syafi’i berkata : “beliau
adalah besar dalam zuhudnya dan orang yang zuhud itu tidaklah peduli dengan
suatu apapun selain Allah”. Dan Ali bin Abi Thalib pernah berkata : “ Dengan
sabar kita menghadapi segala kesukaran, dan orang yang cemas adalah penolong
syetan”.
Amirul Mukminin ‘Ali adalah orang yang paling yang paling dekat
dengan Rasulullah S.A.W.,Sebagaimana dikatakan oleh Rosulullah dalam sabda beliau,”Kedudukan
Ali di sisiku seperti diriku;ketataan kepadanya sama dengan ketaatan kepadaku,
dan kemaksatan kepadanya sama dengan bermaksiat padaku”
“Dunia pergi dahulu, dan akhirat datang menyongsong, dengan anak –
anaknya masing masing. Jadilah anak – anak akhirat, dan jangan jadi anak – anak
dunia. sekarang amal tanpa perhitungan, besok perhitungan tanpa amal”.
Begitulah Ucapan ai bin Abi Thalib. Ali dikenal sebagai orang yang zuhud,
sebutan sering di alamatkan kepadanya karena hakikatnya dia memang orang yang zahid. kata zahid dari akar kata zuhd,
zuhadah, yang secara umum dapat diartikan sesuai dengan konteks. dalam
bahasa Indonesia : “menghindar, menjauhi; tak berkeinginan; mengambil
secukupnya; rela dengan yang sedikit”. Dalam agama. ”tekun beribadah; abid,
orang yang mengamalkanknyya disebut Zahid” , jama’ zuhhad .
Ali bin Abi Thalib yang terkenal garang dalam pertempuran perang
ternyata ketika bersama keluarganya sangatlah lemah lembut dan penuh senyum
serta banyak bercanda dengan anak – anaknya. Ia juga penggiling tepung
tersendiri dan makanannya roti kering yang dipotong – potong, behitu khusuk dia
beribadah. Hidupnya memang hidup seorang zahid . ketika sebagian kaum muslimin
cukup banyak mendapat harta rampasan perang,
ada di antara meraka yang memperoleh perkebunan dan ladang dan
pertanian, rumah – rumah besar dan hidup serba cukup. Ali bin Abi Thalib justru
menyedekahkan semua yang diperolehnya itu.
Ali bin Abi Thalib pun tidak mau sampai ada orang datang meminta –
minta, tetapi dia sendiri yang mencari mereka yang dalam kesusahan, orang yang
memerlukan bantuan, kaum fakir miskin, anak yatim. jika sedang punya kesedihan,
ia pergi mendatangi dan memberi
hartanya, Ia yakin harta yang di tangannya sebagian adalah hak mereka.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Tasawwuf ali bin Abi Thalib sangatlah terkesan meskipun ia adala
Khalifah tetapi Ali tidak mau bermewah – mewahan dalam kehidupan sehari – hari ia juga
bersifat lapang dada, penuh senyum, mempunyai kerohanian yang begitu tinggi,
dan tidak merendahkan orang lain. kehidupannya dipenuhi dengan ibadah kepada
Allah semata , semua yang dilakukan di dunia untuk kehidupa kelak di Akhirat,
ia seorang khalifah zahid.
2.
Saran
Pada Era Modern ini banyak sekali yang menggebu – gebu mendapatkan
harta kekayaan, padahal itu cuma semata saja. Contoh Ali bin Abi thalib dia
seorang Khalifah yang mempunyai sifat zuhud atau tidak mengejar kehidupan
dunia. tetapi, kehidupan akhiratlah yang perlu kita cari. Mari kita perbaiki
kehidupan sehari – hari demi kehidupan kita selanjutnya yaitu, di akhirat kelak
nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka.1981. Tasauf
Perkembangan dan Kemurniannya. Yogyakarta :
Yayasan Nurul Islam
Anis, Thalib,. 2005.
Tanyalah Aku Sebelum Kau Kehilangan aku : Kata – Kata Mutiara Ali bin Abi
Thalib.Cet II. Bandung : Pustaka Hidayah
Audah, Ali,.
2006. Ali bin Abi Thalib sampai kepada Hasan dan Husein. Cet ke 6.
Jakarta : Litera AntarNusa